Site icon

Mengenal Arti Skena dan Ciri-Ciri Anak Skena

Mengenal Arti Skena dan Ciri-Ciri Anak Skena

Mengenal Arti Skena – Istilah “skena” kini semakin populer di kalangan anak muda Indonesia. Namun, apa sebenarnya arti skena dan bagaimana kita bisa mengenali ciri-ciri anak skena? Mari kita bahas secara mendalam mengenai fenomena ini.

Mengenal Arti Skena

Secara sederhana, skena merupakan kependekan dari “senang-senang anak muda”. Istilah ini mengacu pada subkultur dengan minat dan gaya hidup tertentu, terutama dalam bidang musik, seni, dan budaya perkotaan. Skena bukanlah kelompok atau organisasi formal, melainkan identitas yang terbentuk berdasarkan minat dan preferensi bersama.

Menurut Prambors, skena berasal dari tiga kata: Sua, cengKErama, kelaNA. Artinya, skena menggambarkan komunitas yang menciptakan suasana untuk bercengkerama dan berkelana bersama saat berkumpul.

Skena sering dikaitkan dengan acara musik independen, festival seni, pameran, dan tempat nongkrong dengan atmosfer kreatif. Orang-orang dalam skena cenderung menyukai musik indie, seni rupa, film independen, serta isu-isu sosial dan budaya. Mereka sering mengkritisi arus utama dan lebih tertarik pada hal-hal yang dianggap “kreatif” dan “alternatif”.

Ciri-Ciri Anak Skena

Meskipun tidak ada batasan yang pasti, ada beberapa ciri-ciri umum yang seringkali dikaitkan dengan anak skena:

  1. Minat Terhadap Musik Indie dan Alternatif: Anak skena biasanya memiliki ketertarikan yang besar pada musik indie, alternatif, folk, dan genre musik non-mainstream lainnya. Mereka seringkali mengikuti perkembangan band-band indie lokal maupun internasional, serta menghadiri konser dan festival musik yang menampilkan musisi favorit mereka.
  2. Gaya Berpakaian yang Khas: Gaya berpakaian anak skena cenderung unik dan berbeda dari tren mainstream. Mereka seringkali mengenakan pakaian vintage, thrift shop, atau pakaian dengan desain yang kreatif dan artistik. Aksesori seperti topi, kacamata, dan sepatu juga menjadi bagian penting dari penampilan mereka.
  3. Ketertarikan pada Seni dan Budaya: Anak skena memiliki minat yang besar pada seni rupa, fotografi, film independen, sastra, dan bentuk seni lainnya. Mereka seringkali mengunjungi galeri seni, menonton film di bioskop independen, atau membaca buku-buku dari penulis yang mereka kagumi.
  4. Nongkrong di Tempat-Tempat Khas: Anak skena biasanya menghabiskan waktu di tempat-tempat yang memiliki atmosfer kreatif, seperti kedai kopi yang menyediakan ruang untuk pameran seni, toko buku independen, atau bar yang menampilkan live music. Mereka juga seringkali berkumpul di acara-acara seni dan budaya.
  5. Aktif di Media Sosial: Anak skena seringkali aktif di media sosial, terutama Instagram, Twitter, dan platform lainnya yang memungkinkan mereka untuk berbagi minat, menemukan acara, dan terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama.
  6. Memiliki Pandangan yang Kritis: Anak skena seringkali memiliki pandangan yang kritis terhadap isu-isu sosial, politik, dan budaya. Mereka cenderung peduli terhadap isu-isu lingkungan, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
  7. Menggunakan Bahasa dan Slang Khas: Anak skena seringkali menggunakan bahasa dan slang yang khas, seperti “gigs” untuk konser, “hype” untuk sesuatu yang populer, atau istilah-istilah lain yang hanya dipahami oleh mereka yang berada dalam skena.

Etsss…

Kesimpulan

Skena adalah subkultur yang menarik dan dinamis. Dengan memahami arti skena dan ciri-ciri anak skena, kita bisa lebih menghargai keberagaman minat dan gaya hidup anak muda Indonesia. Penting untuk diingat bahwa skena bukanlah sebuah label yang harus diikuti secara kaku, melainkan sebuah identitas yang dibangun berdasarkan minat dan preferensi pribadi.

Exit mobile version